Refleksi 9 th Sanggar Lare Mentes



Hidup berdampingan menjadi saksi aktivitas alam waktu silam. Bersama anak membangkitkan keceriaan di tengah kedukaan. Baginya, senyum anak tanpa beban adalah energy. Tingkah polos yang mengemaskan adalah potensi. Anak harus merdeka bukan dari penjajahan melainkan dari mereka yang merasa memilikinya yang dengan mengatas namakan kebaikan tapi mengabaikan hak-haknya. Anak bukan aset melainkan hanya titipan.


Bertahan dan menahan, dari gempuran perkembangan jaman di desa dengan berbagai latar kehidupan Memang setiap jaman beda tantangan. Namun roh ini tak jadikan itu sebagai beban yang memberatkan
karna misi agent harus terus berjalan. Ya….kita adalah agent yang memimpikan sebuah perubahan tak peduli besar kecilnya, Karna nominal takkan cukup mewakilkan.


Jalannya masih panjang. Tak selalu berlari, jalan santai malah kadang berhenti. Bukan untuk memupuskan harapan, sedikit menghela nafas membagi energy dan pikiran lalu jalan lagi. Dalam perjalanannya tak selalu lancar karna lubang penuh duri akan selalu ada dalam setiap lintasan. Tak peduli fisik yang perlahan mulai rapuh dan pandangan yang mulai memudar yang ia imani adalah ruh kebaikan akan selalu menyemangati .

Gagasannya tak selalu mudah dicerna atau bahkan diterima. Karna bukan yang pada umumnya, bahkan terkesan abstrak untuk dibayangkan . Tentu hanya mereka yang memiliki kegilaan dalam berfikir saja yang mampu memetik inti sarinya. Mereka yang awam harus paham. Bahwa satu ditambah satu tak selalu dua. Itu hanya teori, sedang pada nyatanya harus berbenturan dengan kondisi

Memberi dan selalu memberi, bukan uang ataupun materi. hanya pengalaman nyata dan sedikit ilmu tulus berbagi. Serta mengabdi walau tak jarang niat tulus diartikan beda. Dicibir, hujat dan dicaci. Tak apa kata orang bijak itu bentuk perhatiaan

Baginya perbedaan bukan hambatan, Toleransi adalah penting, Kreatif menjadi prosesnya. Niat baik adalah dasar imannya. Alam adalah sumber ilmu dan inspirasinya serta budaya sebagai medianya

Sebuah tempat yang sudah dianggap sebagi rumah, Sebuah keluarga yang bukan hanya dari ikatan darah. Beragam karakter namun tetap satu wajah, Berdampingan mencipta inovasi. Membaca situasi lalu beraksi. Bukan untuk sebuah pengakuan, apalagi imbalan dan keuntungan melainkan perubahan.


Komentar

Postingan Populer