Partisipasi Kaum Muda Dalam Bela Negara



 Bela Negara adalah suatu konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu Negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu Negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi Negara tersebut. Sedangkan upaya bela Negara sendiri,  seperti yang telah dirumuskan dalam UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tantang pertahanan Negara, yaitu suatu sikap dan perilaku warga Negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Secara
fisik dapat diartikan sebagai upaya pertahan Negara dari agresi pihak yang ingin mengancam eksistensi Negara, selanjutnya secara non fisik, sebagaimana yang ingin diangkat dalam tulisan ini, bela Negara dapat ditempuh dengan langkah ikut berpartisipasi dalam proses memajukan bangsa dan Negara lewat pendidikan, seni, moral, sosial, budaya dan lain- lain yang seluruhnya dikemas berdasarka jiwa nasionalime dan patriotism. 
      
Berangkat dari aspek sejarah, Kaum muda memang tidak bisa terlepaskan dari sejarah perjuangan kemerdekaan indonesia. Mereka turut andil dalam merebut kemerdekaan bangsa melalui belbagai cara dan pengorbanan yang mendalam bahkan sampai titik penghabisan sekalipun. Kita bisa sebut dengan mudah tokoh pejuang muda di Indonesia ini lewat catatan sejarah, ada Jendral Besar TNI Anumerta Soedirman yang hampir setiap orang mengenal kisah perjuangannya, ketika belio tercatat sebagai Panglima dan Jendral RI yang pertama dan termuda dalam usia 31 tahun. Kita juga tidak asing mendengar nama Wage Rudolf Soepratman, Raden Adjeng Kartini, Thomas Mattulessy, Ignatius Slamet Riyadi, dan masih banyak lagi tokoh- tokoh pejuang lainnya yang menyangkut umur, relatif masih muda. Para tokoh- tokoh ini mendapatkan gelar pahlawan bukan karena pamrih sedikitpun, karena mereka benar- benar berjuang dengan iklhas demi kecintaannya pada Ibu Pertiwi. Nah, bertalian dengan aspek inilah seharusnya kita sebagai orang muda mampu mengindikasikan pentingnya bela Negara, baik secara dasar hukum, kecintaan pada tanah air, sekaligus atas panggilan sejarah melalui tindakan yang nyata meski sekecil apapun tindakan tersebut, karna harus diingat, barang siapa yang setia pada persoalan- persoalan yang kecil, barti ia juga setia pada persoalan- persoalan yang besar. Bayak cara yang dapat kita lakukan sebagai orang muda untuk turut berpartisipasi dalam upaya bela Negara, salah satunya adalah melestarikan budaya atas dasar kecintaan pada budaya negri itu sendiri.
Bertalian dengan seni, tradisi maupun budaya, disini Sanggar yang juga merupakan sebuah wadah perkumpulan orang- orang muda dari berbagai latar belakang, turut berpartisipasi dalam upaya bela Negara dengan sikap kritis terhadap persoalan- persoalan yang berkembang di tengah masyarakat dan kaum muda pada kususnya. Krisis identitas bangsa dengan tersuguhnya banyak kalangan muda yang bangga dengan menyayikan lagu- lagu atau Bahasa asing dan bahkan turut ikut terpengaruh oleh gaya hidup asing, dalam hal ini adalah budaya bangsa barat, seolah menjadi tamparan bagi negri yang sangat kental pada kekayaan budaya yang memiliki nilai- nilai adiluhung tersendiri dalam ke-Indonesian. Memang tidak bisa dipungkiri, dalam beberapa konteks juga diperlukan adanya tata Bahasa luar, tapi yang menjadi titik tumpul adalah ketika orang lebih bangga menggunakan Bahasa asing namun sama sekali tidak mengerti dengan latar belakang bahasanya sendiri dalam hal ini juga Bahasa daerah. pengaruh budaya asing yang masuk merajalela di negri ini tidak lain juga karena faktor pengaruh perkembangan teknologi dari arus globalisasi yang hampir menembus ke segala sendi kehidupan umat manusia, dan sungguh ironi ketika tidak ada yang membentengi diri dari pengaruh negatif globalisasi itu sendiri.

Ketika keadaan semacam ini terus berkembang, maka hanya menunggu waktu saja bahwa masyarakat akan mengalami krisis identitas bangsa sebagaimana disebutkan diatas. Sikap Sanggar atas persoalan yang terjadi ini adalah dengan menumbuhkan rasa cinta akan tanah air melalui langkah- langkah kecil namun berarti sebagai contoh adalah turut menjaga kelestarian tradisi lokal misalnya yang belum lama ini sanggar lakukan adalah suguhan sego wiwit dalam acara syukuran ulang tahun Sanggar Lare Mentes yang ke-9 kemarin, Sanggar juga turut menyelenggarakan upacara bendera pada 17 Agustus dan juga menumbuhkan rasa kebangsaan dengan menyanyikan lagu- lagu daerah maupun nasional melalui berbagai penampilan yang dibawakan dalam panggung seni pertunjukan.
Pada akhirnya, kembali mengingatkan pada sebuah lirik lagu berbahasa jawa yang sarat pada nilai filosofis, “ Ayo konco- ayo konco ngayahi karyaning projo ( Marilah kawan mengerjakan tugas Negara), kene- kene gugur gunung tandang gawe ( Kemarilah bahu membahu untuk bekerja), sayuk- sayuk rukun bebarengan ro kancane ( Menyatu, rukun bersama- sama dengan kawan), lilo lan legowo kanggo mulyaning negoro ( Bekerja dengan ikhlas untuk kejayaan Negara).” Bersamaan dengan lirik lagu tersebut, marilah kita ikut berpartisipasi dalam upaya bela Negara melalui hal sekecil apapun kerna dengan melakukan itu kita telah ikut melakukan pembelaan Negara tempat kita dibesarkan ini, Ibu pertiwi teruslah kita cintai, teruslah gali ke-indonesiaan agar kita menjadi komponen dari bangsa yang besar.



                                                                                                                      ( B. Febrianto )
 

Komentar

Postingan Populer